Pencarian Hak Kekayaan Intelektual

PROSES PEMBUATAN KOPOLIMER LATEKS KARET ALAM-STIREN SEBAGAI PENINGKAT INDEKS VISKOSITAS PELUMAS DENGAN TEKNOLOGI RADIASI
Invensi ini berkaitan dengan bahan peningkat indeks viskositas pelumas dari kopolimer radiasi lateks karet alam-stiren dan proses pembuatannya yang memiliki komposisi: lateks karet alam, stiren, klorobenzena, HVI, AP0732, AP0733. Dimana konsentrasi stiren berkisar antara 1-100 psk (per seratus bagian berat karet), bahan pengemulsi adalah sabun anion sebanyak 0,1 %berat hingga 5 %berat. Klorobenzena atau tri klorobenzena digunakan sebagai pelarut antara atau tanpa klorobenzena dengan menggunakan pengaduk berkecepatan tinggi. Sebagai pelarut untuk larutan induk digunakan HVI, AP0732 atau AP0733. Proses pembuatan kopolimer lateks karet alam-stiren sebagai peningkat indeks viskositas pelumas dengan teknologi radiasi meliputi tahapan: menyiapkan bahan kopolimer radiasi lateks karet alam-stiren dalam bentuk lembaran, melakukan mastikasi. Membuat granulasi, melarutkan dengan klorobenzena atau tri klorobenzena atau menggunakan pengaduk berkecepatan tinggi dalam HVI atau AP7033 atau AP7032 atau pelumas dasar lainnya. Produk yang dihasilkan berguna untuk meningkatkan kestabilan viskositas pelumas terhadap perubahan suhu (indeksvis kositas) selama mesin bekerja, menjaga kebersihan mesin, menghalangi terjadinya deposit/karat mesin, menurunkan titik tuang pelumas dan dapat digunakan pada pelumas mineral, sintetik dan pelumas daur ulang untuk penerapan pada pelumas otomotif dan industri.
- Paten
- Tersertifikasi
- - 25 Mei 2012
- Detail

BATA TAHAN API UNTUK TUNGKU PEMBAKAR SAMPAH RADIOAKTIF BERBENTUK SILINDER DENGAN BAHAN UTAMA PASIR ABU BATU
Saat ini kebanyakan bata tahan api untuk tungku pembakar sampah dibuat dalam bentuk keramik dan direkatkan dengan semen tahan api, sehingga harganya sangat mahal. Bata tahan api ini biasanya hanya digunakan untuk menahan radiasi panas tetapi tidak dapat untuk menahan radiasi pengion. Oleh karena itu telah dibuat suatu bata tahan api yang lebih sederhana dengan memanfaatkan pasir abu batu yang dicampur semen portland dan ditambah sedikit air tetapi bisa tahan api sehingga bisa lebih murah. Pasir abu batu merupakan salah satu hasil pecahan batu gunung yang sangat halus setelah hasil yang berupa kerikil dan pasir. Pasir abu batu biasanya hanya digunakan untuk membuat jalan dengan campuran aspal. Dari hasil percobaan diperoleh perbandingan campuran antara yang paling optimal adalah: pasir abu batu paling banyak 72%, semen portland paling banyak 24% dan air paling banyak 4%. Bata tahan api untuk tungku pembakar sampah radioaktif berbentuk silinder ini telah dicoba pada temperatur 1.100 0C dan tidak retak atau pecah. Padahal tungku pembakar (insinerator) sampah radioaktif hanya dirancang untuk suhu 750 0C. Bata tahan api untuk tungku pembakar sampah radioaktif berbentuk silinder ini juga dapat menahan radiasi pengion karena rapat massanya lebih tinggi dibandingkan bahan keramik. Dengan demikian bata tungku pembakar sampah radioaktif dengan bahan utama pasir abu batu dapat digunakan sebagai bata tungku pembakar sampah radioaktif.
- Paten
- Tersertifikasi
- - 25 Mei 2012
- Detail

Regenerasi Spontan Tumbuhan Daruju (Acanthus iliciafolius L.)
Invensi ini mengungkapkan suatu metoda perbanyakan spontan dari tumbuhan Acanthus ilicifolius. Tahap penyiapan media dan eksplan untuk regenerasi tunas dilakukan dengan media sesuai dengan posisi MS dengan penambahan 0-0,75NAA secara tersendiri, atau dikombinasikan dengan 0-0,75mg/1NAA dan 0,05 - 2,5mg/1 kinetin. seluruh bagian helai daun dari kultur tunas dapat digunakan sebagai eksplan, lebih disukai bagian helai daun yang lebih muda yaitu dari posisi daun dari luas batang berbeda. Sebanyak 92% tanaman - tanaman hasil regenarasi dapat tumbuh dirumah kaca setelah induksi perakaran pada media MS tanpa zat pengatur tumbuh dan dilanjutkan dengan proses aklimatisasi. Lebih dari 95% tanaman hasil perbanyakan tunas juga tumbuh normal dirumah kaca.
- Paten
- Tersertifikasi
- - 20 Maret 2012
- Detail

BEDAK OBAT (MEDICATED POWDER) BERBAHAN DASAR ZEOLIT DAN PROSES PEMBUATANNYA
Bedak obat (medikated powder) menurut invensi ini berbahan dasar dari silika alam, yaitu Zeolit. Bahan dasar zeeolit menjadi bahan aktif zeolit-cu melalui proses kalsinasi dan impragnasi. Proses perubahan zeolitmenjadi bahan aktif antiseptik zeolit-cu terdiri dari langkah-langkah: pembersihan zeolit alam dari unsur-unsur pengotor; pengeringan, pemecah, penggerusan, dan penyaringan; pengocokan dengan larutan asam fluorida; penyaringan dan penyucian kembali zeolit; pencampuran dengan larutan asam klorida; penyaringan dan penyucian; pemanasan amonium asetat; pengadukan, penyaringan, dan pengeringan campuran tersebut pada suhu antara 100ºC - 120ºC selama 1-2 jam; proses kalsilinasi tehap dua pada suhu 300ºC - 350ºC selama 2-3 jam; pencampuran dan pengadukan dengan HCI; pemisahan zeolit-H dari filtratnya; pengeringan zeolit pada suhu 100ºC - 120ºC selama 1-2 jam; proses impregenasi dengan mencampur antara zeolit-H -325 mesh dan larutan Cu(NO?)2.3H??; pengadukan dan penyaringa campuran; pemanasan zeolit-Cu; dan melakukan proses kalsinasi tahap tiga suhu 300ºC-350ºC selama 2-3 jam. Sedangkan komposisi bedak obat menurut invensi ini terdiri dari : 21-23 % kaolin; 67-69% talk; 5-6% MgCO?; 2-3% zat pewarna; 1-3% zat pewangi; dan 5-10% silika alam zeolit-Cu terhadap massa berat.
- Paten
- Tersertifikasi
- - 24 Februari 2012
- Detail

Peralatan Pencuci dan Penyaring Material
invensi yang diajukan berhubungan dengan suatu peralatan penyaringan dan pencucian material yang terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut : corong atau pengumpan bahan (1) dipasang pada bagian atas extruder (2a) dimana didalamnya terdapat screw extruder (2b) yang berputar melalui puli (3) dan puli (3) tersebut berputar melalui sabuk transmisi (4) dengan digerakan dari sumber penggerak (5), roda gigi dan rantai (7) dipasang untuk memutar drum rotari (8) yang bagian ujungnya berbentuk kerucut dari sumber penggerak (6), lubang-lubang (9) disediakan disekililing drum rotari (8) yang bagian ujungnya berbentuk kerucut dan silinder magnetik (11) dipasang pada bagian drum rotari (8) yang bagian ujungnya berbentuk kerucut untuk memisahkan bahan ferro yang akan melalui penyalur ferro (12a) dan bahan non ferro akan melalui penyalur non ferro (12b). dudukan (10a) dipasang untuk menopang bagian extruder (2a) dan roda gigi dan rantai (7) sedangkan dudukan (10b) untuk menopang drum rotari (8) yang bagian ujungnya berbebtuk kerucut. pipa air berlubang (16) untuk menyalurkan percikan air dalam unit pencucian sedangkan bak penampung (13) dipasang dibawah drum rotari (8) yang bagian ujungnya berbentuk kerucut sebagai tempat penampung sisa air pencucian dalam bak penampung untuk disalurkan melalui sisa air pencucian (15) menuju corong atau pengumpan bahan (1)
- Paten
- Tersertifikasi
- - 15 Desember 2011
- Detail

Proses Pembuatan Beton Dengan Pengisi Serat Karbon dari Serat Alam dan Produk yang Dihasilkannya
Invensi ini berkaitan dengan suatu proses pembuatan beton dari campuran semen, pasir, silica fume, serat karbon dari serat sisal, serat bambu dan sabut kelapa, air dan karboksimetilselulosa (CMC) diawali dengan melarutkan CMC sebanyak 0,5 - 2,0 % dari berat semen ke dalam air sebanyak 20-30% dari berat semen dan memanaskannya dengan suhu 80-110ºC selama 1-3 jam, kemudian menyimpan dalam suhu kamar selama 20-24 jam. Selanjutnya serat karbon dari serat alam sebanyak 0,5 - 2,0 % dari berat semen dengan panjang 5-15 mm dicampurkan dengan silica fume sebanyak 5% dari berat semen ke dalam larutan CMC dan mengaduknya selama 5-20 menit. Pada bagian lain dicampurkan pasir ke dalam semen dengan berat 50-150% dari berat semen pada pengaduk mortar. Campuran CMC, air, dan serat karbon dimasukkan ke dalam campuran semen dan pasir dengan menambahkan air sebanyak 40-60% dari berat semen, kemudian mengaduknya selama 5-10 menit. Campuran yang dihasilkan kemudian dimasukkan ke dalam cetakan beton dan menyimpannya pada suhu ruang selama 20-24 jam. Setelah itu sampel beton diangkat dari cetakan dan direndam dalam air selama 14-28 hari. Berdasarkan hasil terbaik dari nilai konduktivitas, kuat tekan dan kuat patah beton yang dihasilkan, maka untuk pembuatan beton lebih disukai penambahan serat karbon bambu dengan perendaman KOH 15% dengan kadar 2,0% dari berat semen; dan untuk serat karbon sabut kelapa dengan perendaman KOH 20% dengan kadar 1,0 % dari berat semen.
- Paten
- Tersertifikasi
- - 01 Desember 2011
- Detail

Sediaan Inokulum Silase
Invensi ini berhubungan dengan sediaan inokulum silase, khususnya berupa kombinasi bakteri asam laktat dan khamir dalam sediaan cair untuk pengawetan hijauan pakan ternak khususnya ternak ruminasia dengan komposisi dalam 1 liter sediaan inokulum cair mengandung sel L. plantarum 10.12-10.15 cfu, sel S. cerevisiae 10.9-10.11 cfu, medium deMan Rogosa Sharpe 30-40 g, medium cair malt extract: 7,5-10,0 g. Proses pembuatan sediaan inokulum silase dilakukan dengan tahapan 1) mengislasi bakteri asam laktat; 2) mengisolasi khamir; 3) menumbuhkan bakteri asam laktat dan khamir pada medium selektif. sediaan inokolum silase pada invensi ini memiliki karakteristik stabil dalam kondisi aerob, menghambat pertumbuhan bakteri Clostridia spp. serta meningkatkan kecernaan pakan hijauan yang di buat silase.
- Paten
- Tersertifikasi
- - 29 November 2011
- Detail

Formulasi Pakan Tambahan Organik Untuk Meningkatkan Performa Ternak
invensi ini bertujuan untuk mendapatkan suatu fomula pakan tambahan organik dari campuaran ekstrak mengkudu dan cacing tanah yang dikombinasikan dengan bakteri asam laktat untuk meeningkatkan performa unggas. Formula pakan tambahan pada invensi ini di susun dari ekstrak Lumbricus rubellus 25-75%; ekstrak morinda citrifolia 30-80%; dan kultur kering bakteri asam laktat 1-10% dengan jumlah koloni sekurang-kurangnya 10.7 cfu/gram. sediaan pakan tambahan organik pada invensi dalam bentuk serbuk atau granul yang larut air lebih memudahkan dalam pemberian ke ternak unggas. invensi ini memiliki keunggulan yaiti bahan yang di gunakan sebagai bahan pakan tanbahan berbahan herbal yang dikombinasikan dengan BAL sehingga tidak menimbulkan resistensi bakteri patogen dan residu dalam produk unggas. sediaan formula pakan tambahan ini dalam bentuk granul yang mudah terdispersi dalam air mudah diberikan ke ternak melalui air minum.
- Paten
- Tersertifikasi
- - 29 November 2011
- Detail

Alat Untuk Transportasi Biota Hidup (Udang dan Ikan)
inventasi ini merupakan suatu piranti untuk transportasi biota hidup (udang dan ikan) -termasuk hasil perikanan budidaaya, ikan alam yang dapat dikonsumsi dan ikan hias untuk selanjutnya dalam klaim ini di sebut sebagai "udang galah hidup", yang dapat mempertahankan kualitas airberupa suatu bak penampung bersisi air bersih (11) yang didalamnya berisi keranjang (12) yang berfungsi untuk menempatkan udang galah hidup, susunan silinder berongga (13) dengan jumlah sekurang-kurangnya 8 buah silinder yang tertutup pada bagian atasnya yang berfungsi untuk menyaring air dalam bak penampung, susunan pipa alas silinder (14) yang terhubung dengan bagian bawah dari masing-masing silinder yang berfungsi untuk mengalirkan air menuju pompa sirkulasi (15), suatu pompa yang berfungsi untuk mensirkulasikan air ke dalam bak penampung ke dalam silinder, dimana di dalam silinder tersebut ditempatkan suatu busa (134) sebagai penyaring pada bagian tengah busa tersebut disisipkan suatu batang penusuk (135) berfungsi sebagai penopang busa tersebut.
- Paten
- Tersertifikasi
- - 29 November 2011
- Detail

Komposisi Mie Instan Berbahan Baku Utama Tepung Jagung dan Tapioka Serta Proses Pembuatan
Invensi ini berupa produk mie instan berbahan baku utama tepung jagung sebanyak 45-50%, lebih disukai 48,35%, pati tapioka sebanyak 10-15%, lebih disukai 12,09%; bahan baku tambahan air sebanyak 35-50%, lebih disukai 37,56%, guargum sebanyak 0,50-0,70%, lebih disukai 0,60%, natrium tri poly phospat sebanyak 0,20-0,30%, lebih disukai 0,26%, baking powder sebanyak 0,10-0,30%, lebih disukai 0,18%, telur ayam sebanyak 0,40-0,60%, lebih disukai 0,56%, dan garam sebanyak 0,30-0,50%, lebih disukai 0,40%. tahapan proses pembuatan mie instan berbahan tepung jagung dan tapioka adalah penimbangan bahan, pemasakan tepung jagung, pembentukan gel tapioka, pencampuran gel tapioka dengan tepong jagung dan bahan penunjang lainnya, pembentukan adonan, pembentukan lembaran adonan, pemotongan lembaran jadi untaian mie, pengukusan dan penggorengan. mie instan yang di hasilkan memiliki karakteristik: kadar air 6,75%, abu 1%, protein 13,20%, lemak 16,6%, karbohidrat 38,33%. sifat fisik mie instan jagung ini adalah kekerasan 4438 gf, elastisitas 51,12%-228,7%, kekenyalan 0,5 gf dan KPAP (kehilangan padatan akibat pemanasan) 20,43%.
- Paten
- Tersertifikasi
- - 29 November 2011
- Detail