TEKNIK PRODUKSI BENIH BARONANG EMAS Siganus guttatus DENGAN SISTEM EKSTENSIF MENGGUNAKAN INDUK HASIL BUDIDAYA

Paten

TEKNIK PRODUKSI BENIH BARONANG EMAS Siganus guttatus DENGAN SISTEM EKSTENSIF MENGGUNAKAN INDUK HASIL BUDIDAYA

Invensi ini mengungkap teknik produksi benih baronang emas, Siganus guttatus dengan sistem ekstensif menggunakan induk hasil budidaya, merupakan bidang akuakultur khususnya berkaitan dengan pembenihan ikan payau-laut yang dilakukan dalam wadah budidaya sistem terbuka. Tahapan metoda ini terdiri dari dua tahapan, pertama adalah produksi larva ikan baronang emas menggunakan induk hasil budidaya yang dimatangkan gonadnya dengan pakan formulasi dikombinasikan dengan pakan segar selada laut Ulva lactuca. Pakan maturasi induk diformulasikan sesuai spesifikasi nutrisi ikan baronang dari bahan-bahan berkualitas termasuk makroalga Gracilaria yang merupakan pakan alami ikan baronang di alam. Tahap kedua adalah menebar larva berumur satu hari(D1)setelah pemupukan dilakukan untuk menumbuhkan pakan alami di tambak ataupun di bak besar 90T di ruang terbuka. Pertumbuhan pakan alami mencapai puncaknya seminggu setelah pemupukan menggunakan pupuk inorganik ataupun organik dengan dosis tertentu, sehingga larva dapat ditebar pada saat itu. Berbagai jenis dan ukuran pakan alami yang tumbuh memberikan banyak pilihan makanan bagi larva. Selama masa pemeliharaan, perkembangan larva, pertumbuhan pakan alami dan kualitas air dimonitor. Pada umur 25-30 hari, benih bisa dipanen dengan sintasan yang bervariasi dan nilai tertinggi yang telah dicapai adalah 21.7%.


P00202415431

16 Desember 2024

2024

2024-1718460753-agzm


-

Pusat Riset Perikanan

asda.laining@brin.go.id

Badan Riset dan Inovasi Nasional

Paten Biasa

Biologi

4

0

-


  • Asda Laining
    ( Pusat Riset Perikanan )
  • Agus Nawang
    ( Pusat Riset Perikanan )
  • Sri Redjeki Hesti Mulyaningrum
    ( Pusat Riset Perikanan )
  • Ramadhan
    ( Kementerian Kelautan dan Perikanan )
  • Muhammad Chaidir Undu
    ( Politeknik Negeri Jembrana, Kementerian Kelautan dan Perikanan )
Kembali