Invensi ini berupa suatu portal pemantau radiasi pada pejalan kaki, yang terdiri dari suatu pilar kanan, suatu pilar kiri, dan suatu crossbar yang menghubungan bagian atas pilar kanan dan pilar kiri, yang dicirikan pada pilar kiri dipasang suatu detektor gamma, dimana bagian atas dan bagian bawah detektor gamma dipasangkan photomultiplier; detektor gamma terhubung dengan suatu modul pengolah sinyal, suatu counter, suatu tegangan tinggi, suatu catu daya dan suatu modul kendali alarm yang dipasang pada crossbar; modul kendali alarm terhubung dengan suatu display, sensor okupansi, suatu anusiator, suatu modul komunikasi yang dipasang pada crossbar; sensor okupansi dipasang di beberapa bagian yaitu dua buah sensor okupansi di sisi atas detektor gamma dan di sisi kanan dan kiri rangkaian sensor logam; rangkaian sensor logam dipasang pada pilar kanan dan kiri; rangkaian sensor logam terhubung dengan zona penampil LED, modul kendali sensor logam dan anusiator; pilar kanan dipasang suatu kamera pengenal wajah yang dilengkapi display dan processor; bagian atas kamera pengenal wajah dipasang sensor tubuh; kamera pengenal wajah dan sensor tubuh terhubung dengan central alarm station melalui modul komunikasi; dan bagian depan crossbar dipasang suatu display layar sentuh yang terhubung dengan dengan modul kendali alarm.mesin
KOMPOSISI GLASIR KERAMIK BERBAHAN ABU VULKANIK DAN CANGKANG BESERTA PROSES PEMBUATANNYA
Invensi ini berhubungan dengan komposisi bahan glasir dan metode pembuatannya, khususnya komposisi dan pembuatan glasir berbahan abu vulkanik dan cangkang untuk diterapkan pada bodi keramik jenis stoneware. Komposisi bahan sesuai invensi ini terdiri dari kombinasi abu vulkanik dan cangkang beserta air, sedangkan metode sesuai invensi ini meliputi langkah-langkah berikut: membersihkan cangkang keong sawah, mengeringkan cangkang keong sawah, membakar cangkang keong sawah dengan suhu 600o – 900oC, mengggiling cangkang , menyaring cangkang dengan ayakan 200 mesh, menimbang abu vulkanik dan cangkang, mencampurkan dengan air, menggiling abu vulkanik dan cangkang yang dicampur dengan air pada alat potmill yang berisi bola penggiling selama 4 jam, dengan perbandingan abu vulkanik : air : bola penggiling adalah 1:1:1, kemudian menyaring hasil penggilingan abu vulkanik dengan ayakan 200 mesh. Glasir diterapkan pada bodi keramik jenis stoneware yang sebelumnya telah dibakar pada suhu 800oC, dengan cara dicelup atau disiram kemudian dikeringkan. Setelah proses pengeringan selesai dilakukan proses selanjutnya adalah pembakaran glasir pada suhu 1250oC selama 12 jam.
SISTEM PENGINDERAAN MULTI SENSOR BAWAH AIR BERBASIS KABEL HIBRIDA TERINTEGRASI DENGAN SISTEM KOMUNIKASI DUA STASIUN DARAT
Invensi ini berhubungan dengan sistem penginderaan multi sensor bawah air berbasis
kabel hibrida terintegrasi dengan sistem komunikasi dua stasiun darat untuk memantau
perubahan lingkungan dan pergerakan suatu benda di area sekitar lokasi. Invensi ini juga dapat dimanfaatkan bersamaan dengan kebutuhan komunikasi publik berkapasitas besar antara dua tempat atau lebih. Invensi ini dicirikan dengan digunakannya kabel hibrida yang menghubungkan antara subsistem unit sensor bawah air berisikan sensor dan repeater/penguat dasar laut dengan dua atau lebih stasiun darat yang berfungsi sebagai media transmisi data dan daya. Sistem penginderaan multi sensor bawah air berbasis kabel hibrida terintegrasi dengan sistem komunikasi dua stasiun darat yang terdiri dari stasiun darat, subsistem kelistrikan, subsistem komunikasi unit data sensor, subsistem fungsi komunikasi public dan subsistem unit sensor bawah air yang ditempatkan di permukaan bawah air. Sistem yang diajukan diharapkan dapat mendeteksi berbagai kondisi lingkungan dan pergerakan benda di bawah air secara real-time dan juga bermanfaat mendukung kebutuhan pengiriman data dengan kapasitas besar antara pulau di Indonesia.
METODE STABILISASI FISIK MEMBRAN SERAT NANO POLY(ETHYLENE OXIDE)-CHITOSAN-α- MANGOSTEEN
Invensi ini berkaitan dengan metode stabilisasi fisik membran nano nano poly(ethylene oxide)-chitosan-α-mangosteen melalui perlakuan panas menggunakan oven vakum sedemikian hingga diperoleh kestabilan struktural membran serat nano pada media berair. Tahapan pada invensi ini diawali dengan menempatkan membran serat nano poly(ethylene oxide)-chitosan-α-mangosteen pada suatu wadah berpenutup. Selanjutnya adalah memanaskan pada suhu 60 °C selama 8 jam untuk kemudian dihasilkan membran serat nano poly(ethylene oxide)-chitosan-α-mangosteen dengan stabilisasi yang lebih baik, yang dikarakterisasi berupa peningkatan nilai derajat sudut kontak air. Pada tahapan penempatan membran serat nano poly(ethylene oxide)-chitosan-α-mangosteen, digunakan penutup yang terbuat dari bahan nilon.
ROV (REMOTELY OPERATED VEHICLE) SEBAGAI ALAT BANTU SURVEY ANJUNGAN LEPAS PANTAI
Inspeksi infrastruktur bawah laut dapat sangat berbahaya bagi manusia selain disebabkan oleh faktor topografi alam dalam laut yang sulit juga karena pipa gas dan pengeboran minyak bawah laut dapat membawa gas/bahan mineral yang berbahaya bagi manusia. Invensi ini berupa ROV untuk mendukung kegiatan survei dan monitoring anjungan lepas pantai yang mampu menempuh jalur tracking yang stabil dan efisien hingga kedalaman 100 meter. ROV ini dilengkapi dengan kulit lambung untuk menghasilkan aliran yang lebih streamline dan dapat mengurangi resistance. ROV ini dilengkapi dengan kamera dan beberapa sensor yaitu sensor kedalaman, IMU/kecepatan, dan temperatur. Untuk mendapatkan gerakan yang stabil, ROV dilengkapi dengan 8 thruster sebagai alat penggerak sumbu x, y dan z (6 derajat kebebasan) yang juga mampu mengendalikan gangguan gelombang dan arus selama beroperasi di bawah laut.
SEDIAAN EKSTRAK TERIPANG SEBAGAI BAHAN BAKU KOSMETIKA ANTI-PENUAAN
Invensi ini berkaitan dengan sediaan ekstrak teripang sebagai bahan baku kosmetika anti-penuaan. Lebih khusus lagi invensi ini untuk menghasilkan ekstrak kaya saponin, peptida kolagen dan polisakarida dari Holothuria atra. Sediaan saponin tersebut dibuat dengan tahapan pembuatan: membersihkan isi perut teripang; memotong-motong teripang; mencuci teripang dengan air mengalir; melakukan maserasi teripang dan pengadukan; melakukan penyaringan maserat teripang; mengevaporasi filtrat; menambahkan penyalut; mengeringkan ekstrak kaya saponin yang telah dicampur dengan penyalut menggunakan alat pengering. Sediaan peptida kolagen dihasilkan melalui tahapan: mengeringkan residu daging teripang hasil maserasi menggunakan alat pengering; menghidrolisis residu daging teripang kering; memisahkan hidrolisat protein dan polisakarida teripang menggunakan alat penyaring; menambahkan penyalut; mengeringkan larutan hidrolisat protein teripang yang telah dicampur dengan penyalut menggunakan alat pengering. Sediaan polisakarida dihasilkan melalui tahapan: mengeringkan pelet hasil penyaringan menggunakan alat pengering, menambahkan larutan penyangga dan penyalut; mengeringkan larutan polisakarida teripang yang telah dicampur dengan penyalut menggunakan alat pengering. Sediaan ekstrak kaya saponin, peptida kolagen dan polisakarida masing-masing atau secara bersama-sama dapat digunakan sebagai bahan baku anti-penuaan.
METODE DAN SISTEM KONTROL BALLAST OTOMATIS PADA KAPAL
Invensi ini mengenai metode dan sistem kontrol ballast otomatis pada kapal, lebih khusus lagi, invensi ini berhubungan dengan metode sistem kontrol dan aplikasi untuk automasi sistem ballast pada kapal. Dengan metode sistem kontrol ballast otomatis ini diharapkan dapat menyesuaikan tingkat kemiringan kapal sebagai akibat dari perubahan muatan kapal sehingga stabilitas kapal dapat dipertahankan. Pada metode sistem kontrol ballast otomatis terdiri dari aplikasi antarmuka aplikasi, peralatan kontrol utama atau main controller, logic level converter, relay, Pompa, Solenoid Valve, Sensor Flowmeter, Sensor Inertia, dan Ballast Tank. Aplikasi untuk automasi bertujuan untuk memudahkan pengaturan dan pengawasan sistem kontrol ballast. Antarmuka aplikasi terdiri dari menu dan antarmuka data pada aplikasi diantaranya adalah menu konektivitas, menu inisialisasi, menu konfigurasi, menu tampilan antarmuka terdapat dark mode dan light mode, menu rekam/record, menu mode kontrol manual/otomatis, antarmuka indikator roll dan pitch, antarmuka indikator ballast sesuai dengan desain kapal yang digunakan, antarmuka kontrol katup (valve), antarmuka grafik pengukuran, antarmuka kontrol pompa.
METODE UNTUK DETEKSI DAN PREDIKSI TINGKAH LAKU PENYEBERANG JALAN DENGAN PEMODELAN LOGIKA TEMPORAL LINIER UNTUK PENGENDALI KENDARAAN OTONOM
Invensi merupakan suatu metode pengolahan citra untuk mendeteksi dan memprediksi tingkah laku orang penyeberang jalan untuk mengendalikan laju kendaraan otonom dalam mengantisipasi pergerakan penyeberang jalan. Kendaraan otonom berjalan dengan kecepatan terbatas, dan penghentian laju kendaraan berdasarkan probabilitas terhadap pola tingkah laku pejalan kaki dan objek lalu lintas (kendaraan) lainnya di jalan. Prediksi perilaku pejalan kaki/ pergerakan penyeberang jalan untuk mengatur penghentian kendaraan otonom misalnya untuk memutuskan apakah kendaraan akan berhenti, atau apakah kendaraan berjalan. Prediksi ini diformulasikan untuk dapat dilakukan implementasi dengan pemrograman komputer pengendali kendaraan otonom, yaitu diformulasikan dengan formula matematis dan LTL (Linear Temporal Logic).
METODE UNTUK MENGUKUR INDEKS KUALITAS AIR SECARA OTOMATIS
Invensi ini berkaitan dengan kecerdasan buatan (artificial intelligence) berbasis citra. Secara khusus invensi ini mengenai metode yang digunakan untuk mengukur indeks kualiatas air secara otomatis berdasarkan citra air yang direkam. Invensi ini menggunakan nilai Forel-Ule Index (FUI) yang secara internasional digunakan sebagai nilai skala pengukuran kualitas air berdasarkan warna air yang diukur secara manual. Berdasarkan hal tersebut dikembangkanlah metode mengukur nilai FUI secara otomatis berdasarkan citra air yang direkam.
PROSES PENURUNAN KADAR KAFEIN PADA BIJI KOPI ROBUSTA MENGGUNAKAN STARTER KERING BAKTERI ASAM LAKTAT
Invensi ini berkaitan dengan proses menurunkan kadar kafein pada biji kopi robusta dengan memanfaatkan starter kering bakteri asam laktat. Tahapan prosesnya terdiri dari fermentasi biji kopi dengan bakteri asam laktat, pencucian, pengeringan, pengupasan kulit tanduk biji kopi yang kemudian dilakukan pengayakan, penyangraian, pendinginan, dan penggilingan. Kopi bubuk yang diperoleh berdasarkan proses ini memiliki kadar kafein yaitu 2,19 - 2,49 (% db), yang merupakan 26,76 – 42,90 % lebih rendah terhadap kadar kafein biji kopi.