Pencarian Hak Kekayaan Intelektual
BIOSINTESIS NANOMINERAL SELENIUM DARI BAKTERI ASAM LAKTAT
Invensi ini berhubungan dengan proses biosintesis nanomineral selenium menggunakan bakteri asam laktat, yaitu isolat TSD-10, IA-2, DR 1-6-2, dan SPCE39 yang dioptimasi. Tahapan biosintesis nanomineral menurut invensi ini yaitu melakukan seleksi konsentrasi selenium, melakukan aktivasi keempat bakteri asam laktat, melakukan ekstraksi intraseluler dan ekstraseluler, dan melakukan uji aktivitas antimikroba. Nanomineral selenium yang dihasilkan dari proses biosintesis menurut invensi ini tidak perlu dimurnikan dan memiliki aktivitas antimikroba yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan tambahan pakan ternak.
- Paten
- Tersertifikasi
- - 30 November 2017
- Detail
BAHAN PELAPIS TAHAN OKSIDASI BERBENTUK SERBUK MENGANDUNG ALUMINIUM SILIKON DAN METODE PELAPISANNYA
Invensi ini berhubungan dengan bahan pelapis tahan oksidasi berbentuk serbuk mengandung aluminium silikon dan metode pelapisannya. Serbuk pelapis menurut invensi ini memiliki komposisi aluminium, silikon, amonium klorida, dan aluminium oksida. Proses pelapisan serbuk tahan oksidasi menggunakan teknik pack cementation yang terdiri dari tahapan menyiapkan substrat berbasis nikel, menyiapkan serbuk pelapis, memasukkan serbuk pelapis dan substrat kedalam wadah tertutup, memanaskan wadah tersebut dalam oven dan proses pack cementation menggunakan tungku vakum yang dialiri gas argon. Hasil pengujian oksidasi menunjukkan bahwa sistem lapisan Al-Si hasil dari proses menurut invensi ini memiliki kemampuan tahan oksidasi suhu tinggi yang lebih baik dari sistem pelapisan lainnya.
- Paten
- Tersertifikasi
- - 30 November 2017
- Detail
Metode Untuk Memperoleh Model Pertumbuhan Tanaman Padi Menggunakan Data Satelit Penginderaan Jauh Resolusi Rendah
- Paten
- Tersertifikasi
- - 30 November 2017
- Detail
Aplikasi On-Line Water Quality Monitoring Pada Tambak Udang
- Hak Cipta
- Tersertifikasi
- - 24 November 2017
- Detail
METODE PEMBUATAN EKSTRAK KERING PEWARNA TEKSTIL ALAMI DARI DAUN KETAPANG (Terminalia catappa L.)
Telah diungkapkan invensi mengenai proses pembuatan pewarna alami berbahan dasar daun ketapang (Terminalia catappa L.) yang terdiri dari tahapan-tahapan: a. mengiris-iris 3 kg daun ketapang yg masih segar dengan ukuran 2-4 cm lebih disukai 3 cm; b. merebus daun dengan 30 liter air selama 3 - 4 jam hingga menjadi 15 liter cairan pewarna alam yang telah disaring dan dibuang ampasnya; c. melakukan proses evaporasi pada suhu 45 - 85 ℃ lebih disukai 80 ℃ hingga menjadi ekstrak kental, kemudian melakukan proses vacuum dryer pada suhu 80 ℃ hingga menjadi ekstrak kering sebanyak 100 gram untuk selanjutnya melakukan proses pencelupan atau pewarnaan. Produk ekstrak kering pewarna alami yang dihasilkan dari proses invensi ini mempunyai struktur granule berukuran 250 – 420 µm, dan kadar air rendah kurang dari 5%, dapat disimpan dalam suhu kamar 25⁰C-28⁰C dengan silica gel dan di dalam kulkas selama 6-24 bulan.
- Paten
- Tersertifikasi
- - 24 November 2017
- Detail
FORMULASI DAN PROSES PEMBUATAN MAKANAN FUNGSIONAL KAYA KALSIUM BERBASIS RUMPUT LAUT ULVA (Ulva sp.)
Invensi ini berkaitan dengan suatu pangan fungsional kaya kalsium, khususnya makanan fungsional berupa pia berbasis rumput laut ulva (Ulva sp.). Produk dari invensi ini berbentuk padat dan mengandung rumput laut ulva, kacang hijau, tepung terigu protein sedang, mentega putih, gula pasir, garam, susu skim bubuk, essece pandan, santan kental, air dan mentega tawar. Invensi ini juga mengungkap suatu proses persiapan bahan baku ulva basah untuk menutup cita rasa dan aroma dari air asin laut yang mencakup tahapan sebagi berikut menyiapkan dan menyortir bahan baku ulva, mencuci, merendam, merebus, meniriskan, menghaluskan dan mencampur dengan bahan lain.
- Paten
- Tersertifikasi
- - 24 November 2017
- Detail
MODIFIKASI KARET ALAM DENGAN REAKTOR BERTEKANAN
Invensi ini berupa suatu metode untuk melakukan modifikasi karet alam dengan molekul lainnya dengan cara mengarahkan molekul karet alam (poliisroprena atau 2-metilbuta-1,3-diena)yang sebelumnya dalam keadaan saling taut manjadi memanjang, sehingga mempermudah melakukan reaksi dengan substrat atau senyawa kimia lainnya yang akan ditempelkan atau lebih lanjut dinyatakan sebagai grafting, yang dilakukan dalam suatu reaktor bertekanan, dengan tahapan menghilangkan protein dari lateks karet alam dengan menambahkan urea dan sodium dodecil sulfat; menambahkan suhu pada campuran untuk melakukan inkubasi; melakukan perlakuan sentifrugasi; mencampurkan bahan-bahan yang akan ditempelkan pada molekul karet alam berupa monomer atau molekul polimer, molekul lain dalam bentuk apapun yang dapat melakukan proses grafting dalam bentuk larutan; menambahkan molekul lain atau inisiator bentuk senyawa kimia seperti misalnya peroksida maupun jenis inisiator lainnya, misalnya senyawa azo, atau bentuk inisiator lainnya berupa perlakuan panas ataupun radiasi sinar-γ atau radiasi lainya, ataupun bentuk radiasi lainnya; memberikan semua campuran tersebut dalam suatu reaktor tertutup; memberikan tekanan pada reaktor baik dengan cara mekanikal dan/atau pemberian panas; dan melakukan pengadukan pada sistem reaktor selama proses berlangsung, apabila diperlukan.
- Paten
- Tersertifikasi
- - 24 November 2017
- Detail
METODE PEMBUATAN KAWAT MONOFILAMENT PERAK SUPERKONDUKTOR
Invensi ini berupa suatu metode pembuatan kawat monofilament perak superkonduktor. Metode pada invensi ini terdiri dari tahapan: a) mencampurkan bahan-bahan serbuk Bi2O3, PbO, SrCO3, CaCO3, CuO; b) menggerus campuran bahan-bahan 0,5 jam sehingga homogen; c) memasukkan campuran bahan kedalam tabung perak; d) melakukan pengerolan tahap pertama kawat monofilament hingga didapat ukuran diameternya menjadi berkurang 20% dari ukuran monofilament; yang dicirikan dengan: e) melakukan pemanasan pada tabung perak terhadap hasil pengerolan pertama dengan suhu 860°C selama 24 jam; f) melakukan pengerolan tahap kedua pada tabung perak yang telah dipanaskan; g) melakukan pemanasan pada tabung perak terhadap hasil pengerolan tahap kedua dengan suhu 860°C selama 24 jam; h) melakukan pengerolan tahap ketiga pada tabung perak yang telah dipanaskan sehingga ukuran diameternya berkurang 40% dari ukuran monofilament dari hasil pemanasan kedua; i) melakukan pemanasan pada tabung perak dari hasil pengerolan tahap ketiga dengan suhu 860°C selama 24 jam; ) melakukan pengerolan tahap keempat pada tabung perak dari hasil pemanasan ketiga sehingga ukuran diameternya berkurang 50% dari ukuran monofilament dari hasil pemanasan ketiga; dan k) melakukan pemanasan pada tabung perak dari hasil pengerolan keempat dengan suhu 860°C selama 24 jam sehingga bersifat superkonduktor dengan Tc 115K.
- Paten
- Tersertifikasi
- - 24 November 2017
- Detail